BATIK RATMOTIRTO HASIL KARYA KAMPUNG RATMAKAN KELURAHAN NGUPASAN

Beberapa waktu lalu, Kampung Ratmakan telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta sebagai salah satu embrio kampung wisata. Hal tersebut tak terlepas dari berbagai potensi yang dimiliki Kampung Ratmakan, salah satunya yakni suasana kampung Jawa yang masih cukup kental dengan keberadaannya beberapa bangunan bersejarah berupa rumah tinggal fotografer pertama Kraton Yogyakarta yang bernama Kasian Chepas. Di samping itu Ratmakan juga memiliki sanggar seni dan budaya yang bernama "Ratmo Wirama" dan Parade Senja Anak. Beberapa potensi tersebut yang kedepan akan dijadikan salah satu daya tarik di Kampung Wisata Ratmakan. 

Kampung Ratmakan terus bergeliat dan berinovasi untuk memantapkan diri menjadi destinasi kampung wisata, yakni dengan menggelar pelatihan membatik yang dilaksanakan pada Senin dan Selasa 20-21 Maret 2023, bertempat di Joglo Ratmakan . Dalam sambutannya selaku Ketua Kampung Wisata Ratmakan, Nur Oryza Argo menyampaikan, "Bahwa pelatihan membatik tersebut berawal dari ide/gagasan adanya keinginan warga untuk membuat batik dengan motif yang khas dari Kampung Ratmakan. Setelah melalui diskusi bersama warga, maka tercetuslah motif batik khas Ratmakan yang diberi nama "Ratmotirto", dimana kata Ratmo berasal dari salah satu nama tokoh sesepuh Kampung Ratmakan tempo dulu yang bernama Tumenggung Ratmoko yang konon merupakan abdi Dalem "telik sandi" (mata-mata) utusan Kraton di masa penjajahan Belanda, sedang Tirto diambil dari kondisi geografis Kampung Ratmakan yang dilewati aliran Sungai Code. Adapun secara fisik, bentuk motif batik Ratmotirto tersebut diambil dan dilihat dari ornamen "soko" (tiang penyangga rumah) dari bangunan Joglo Ratmakan dan "tirto" yang berarti motif aliran air (sungai Code) yang kemudian di lukis dan dituangkan ke dalam suatu cetakan motif batik.

Sementara itu dalam kesempatannya membuka pelatihan membatik dengan motif khas "Ratmotirto" tersebut, Lurah Ngupasan Drs. Didik Agus Mursihanta menyampaikan apresiasi positif bagi warga Kampung ratmakan yang telah berhasil membuat inovasi baru berupa motif batik Ratmotirto, yang semoga kedepan akan semakin menguatkan citra Ratmakan sebagai kampung wisata budaya Jawa. Diharapkannya dengan hasil karya motif batik Ratmotirto tersebut dapat menjadi sebuah cinderamata khas Kampung Wisata Ratmakan yang tentu juga dapat mengangkat perekonomian warga Ratmakan khususnya dan Kelurahan Ngupasan pada umumnya. 

Adapun dalam proses pembuatan motif batik Ratmotirto tersebut, menggunakan metode "batik cap" dimana motif batik dibuat dan dituangkan dalam suatu cetakan berbahan kayu. Ada dua jenis cetakan motif yakni cetakan Ratmo dan cetakan Tirto, yang secara teknis di celupkan dalan cairan malam dan kemudian di cap ke selembar kain putih selebar dua meter, yang pembuatannya corak motifnya dibuat secara kombinasi. Setelah proses pengecapan motif batik selesai, maka langkah selanjutnya yakni pewarnaan kain batik menggunakan naptol berwarna merah dan biru tua. Setelah kain batik tersebut selesai diwarnai, maka kemudian dijemur di terik matahari samapi kering dan di tahap akhir dilakukan proses "nglorot", yakni proses melepas bahan malam yang masih menempel di kain, menggunakan soda abu atau "water glass". Setelah semua malam terkelupas, maka kain batik tersebut di jemur kembali hingga kering sehingga akan didapatkan hasil yang lebih bagus dan cerah.