LINMAS NGUPASAN IKUTI SOSIALISASI MITIGASI BENCANA DI KAWASAN SUMBU FILOSOFI DAN PEMILU TERTIB DAMAI
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sejak tahun 2016 lalu, Pemda DIY telah merintis dan mengajukan program "Yogyakarta Warisan Budaya Dunia" ke UNESCO. Hal tersebut membawa konsekuensi bahwa baik pemerintah maupun warga masyarakat harus mempersiapkan diri dengan cara belajar memahami dan mengaplikasikan terkait adanya historis kawasan sumbu filosofis. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DIY yakni memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para petugas Linmas se-Kelurahan Ngupasan pada Jumat (19/05/2023) khususnya terkait upaya "Mitigasi Bencana di Kawasan Sumbu Filosofis"
Hadir ketiga narasumber dari Dinas Kebudayaan DIY, BPBD DIY dan BPBD Kota Yogyakarta yang mengulas terkait mitigasi bencana, yakni suatu perencanaan dalam mempersiapkan dan mengelola potensi dan ancaman di suatu daerah sebelum, saat dan setelah terjadi bencana. Adapun mayoritas jenis ancaman bencana di daerah Jawa yakni bencana gempa tektonik, dimana pulau Jawa dikepung oleh tiga lempeng yang selalu aktif bergerak. Khusus berbicara di sepanjang kawasan sumbu filosofis, maka salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan antara lain ; mendata dan menginventarisir titik potensi terdampak bencana seperti bangunan cagar budaya, merekrut dan membekali pengetahuan dan keterampilan kepada para relawan bencana seperti tokoh masyarakat, Linmas, Karang Taruna serta dengan melakukan koordinasi aktif dan berjenjang lintas sektor terkait dengan sumber daya potensi dan sarana prasaran pendukung dalam penanganan bencana.
Selanjutnya, di sesi kedua para petugas Linmas Kelurahan Ngupasan mendapatkan kesempatan bertatap muka dengan Danramil Gondomanan yakni Kapten Inf. Surono dan Kapolsek Gondomanan yang diwakili oleh Ipda Sunedi selaku binmas Polsek Gondomanan. Kedua narasumber menyampaikan bahwa tahun 2023 saat ini merupakan pintu gerbang politik menuju hajatan nasional yakni pemilu 14 Februari 2024 dan peserta pemilu nantinya cukup banyak yakni diikuti oleh delapan belas partai politik. Tentunya, sebagai aparat penegak hukum sekaligus pengayom masyarakat, maka anggota TNI dan POLRI selalu berpesan dan mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan sikap toleransi dan saling menghormati antar sesama meski nantinya memiliki pilihan politik yang beragam, agar silaturahmi dan persatuan kesatuan antar warga Kelurahan Ngupasan tetap terjaga.
Peran Linmas kelurahan cukup strategis karena sebagai garda terdepan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait pemilu tertib dan damai kepada warga masyarakat di wilayah masing-masing. Disamping itu, sebagai aparat perlindungan masyarakat (linmas), TNI dan POLRI juga mengingatkan tentang pentingnya menyikapi secara bijak atas segala informasi terkait dengan politik dan jelang pemilu yang beredar di media sosial/maya. Warga masyarakat harus selektif dan mencari sumber informasi yang benar dan terpecaya agar tidak menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat. Dengan memahami akan pentingnya saling menghormati, menjaga toleransi dan mencari sumber informasi yang terpercaya dan dipertanggungjawabkan, maka nantinya Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman, tertib dan damai.