WARGA NGUPASAN ANTUSIAS IKUTI SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK METODE BIOPORI
SAMPAH...!! Hingga detik ini masih menjadi momok sekaligus PR terbesar bagi semua elemen di Kota Yogyakarta, mulai dari warga masyarakat, pelaku usaha hingga Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri sebagai leading sector dalam pengelolaan sampah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sejak April 2024 lalu TPA Piyungan sudah resmi ditutup oleh Pemda DIY dan melalui Surat Gubernur Nomor 658/11898 tanggal 19 Oktober 2023 yang menginstruksikan dimana dalam hal pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri oleh masing-masing Kabupaten/Kota di wilayah DIY. Hal tersebut tentu menuai konsekuensi kita bersama untuk mau bekerja keras dan cerdas dalam mengelola sampah secara mandiri di lingkungan/wilayah masing-masing. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada Selasa (14/05/2024) Kelurahan Ngupasan menggelar acara "Sosialisasi Pelatihan Pembuatan Kompos Melalui Pengolahan Sampah Organik Skala Rumah Tangga" yang dihadiri oleh Ketua Kampung, Ketua RW dan para pengelola bank sampah se-Kelurahan Ngupasan.
Dalam kesempatan sambutan membuka pelatihan, Lurah Ngupasan SUTANA, SIP menyampaikan bahwa dalam hal penanganan sampah di Kota Yogayakarta, tahun 2024 ini Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kelurahan Ngupasan memberikan bantuan fasilitasi bahan dan alat pembuatan biopori sejumlah 648 titik yang diperuntukkan bagi delapan kelompok bank sampah danĀ empat wilayah RW di Kelurahan Ngupasan. Secara teknis, Kelurahan Ngupasan bekerja sama dengan Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta nantinya akan memberi pembekalan pelatihan pengeloaan sampah dengan metode biopori yakni sebanyak dua belas kali pertemuan dimana setiap pertemuan diikuti oleh duapuluh tujuh peserta. Diharapkan nantinya setiap KK/rumah tangga akan menerima bantuan alat dan bahan pembuatan biopori sejumlah dua set untuk di pasang di halaman rumah masing-masing.
Selaku narasumber pelatihan dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta Ibu Sri Martini menjelaskan tentang materi dan teknik pengolahan sampah organik rumah tangga menggunakan metode biopori. Adapun sebagai bahan pembuatan pupuk kompos biopori ini, diambil dari sampah organik rumah tangga seperti bahan sisa makanan, sayur dan buah sedangkan alat pembuat biopori terdiri dari bur pelubang dan pemanen biopori, casing dan pipa biopori. Adapun teknis pembuatan biopori antara lain menentukan dan pembersihan lokasi penanaman biopori, penyiraman tanah, proses pengeboran, pengangkatan tanah hasil pengeboran dan terkahir membuat dudukan atau penyemenan pada dinding lubang biopori. Diharapkan warga masyarakat untuk lebih sabar, telaten dan konsisten dalam menjalankan pembuatan kompos metode biopori ini sehingga permasalahn sampah organik rumah tangga ini sedikit banyak mengurangi volume sampah di lokasi TPS3R yang baru dan sekaligus memberi manfaat bagi masyarkat dalah hal penghasil pupuk kompos organik, pungkasnya.