WARGA NGUPASAN IKUTI PELATIHAN PEMBUATAN ECOENZM DAN EM 4
Penanganan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta masih dan terus digalakkan melalui berbagai upaya, mulai dari pemilahan sampah mandiri di level rumah tangga, edukasi pelatihan pengolahan sampah hingga pembukaan tiga lokasi lahan baru pengolahan sampah TPS3R oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pola pikir terkait tugas dan tanggung jawab penanganan sampah dari hulu hingga hilir dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan menerapkan konsep 3R yakni "Reduce, Recycle, Reused". Salah satu upaya preventif dan efekti dalam mengurangi sampah dari sumbernya yakni rumah tangga, yakni dengan mengolah sampah organik rumah tangga, seperti yang digelar oleh Kelurahan Ngupasan pada Rabu dan Kamis 15-16 Mei 2024 yakni "Pelatihan Pembuatan Ecoenzym dan EM4" yang diikuti oleh para pengelola bank sampah se-Kelurahan Ngupasan.
Dalam kesempatan sambutannya, Lurah Ngupasan SUTANA,SIP menyampaikan bahwa, "Pengolahan sampah organik rumah tangga ini tentunya sedikit banyak dapat mengurangi volume sampah di TPS3R dimana sampah organik rumah tangga tersebut sebagai penyumbang terbesar. Untuk itu penting kiranya warga masyarakat mulai sadar diri dan peduli terhadap sampah yang ada di rumah dan lingkungannya dengan mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan apalagi ditekuni bahkan dapat menjadi tambahan penghasilan dan meningkatkan ekonomi keluarga. Maka pentingnya disini kami menghadirkan ahli sekaligus praktisi dari Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta untuk membekali para pengelola bank sampah di wilayah untuk nantinya di tularkan dan diterapkan kepada warga masyarakat di wilayahnya masing.
Adapun pada kesempatan kali ini, para pengelola bank sampah mendapatkan "Pelatihan Pembuatan Ecoenzym dan EM 4" dari Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta, Ibu Sri Martini. pembuatan "eco enzyme". Adapun dalam pembuatan Ecoenzym dan EM4 bahannya pun hampir sama dengan bahan pupuk cair dari ember tumpuk, hanya perbedaannya yakni eco enzyme dibuat dari bahan sisa kulit buah yang masih segar. Cara pembuatannya pun cukup mudah, yakni dengan hanya membutuhkan toples plastik bekas, yang diberi air bersih secukupnya dan dilarutkan dengan gula tebu atau gula jawa, kemudian bahan kulit buah yang masih segar dimasukkan didalamnya dan di diamkan (fermentasi) kurang lebih satu bulan. Hasil akhir yang di dapat yakni cairan eco enzyme yang sangat bermanfaat untuk pengobatan luka, perawatan kulit dan sebagainya. Di akhir acara pelatihan, warga masyarakat Kelurahan Ngupasan menerima paket bantuan peralatan untuk pengolahan sampah metode ecoenzym yang diserahkan secara simbolis oleh Lurah Ngupasan", pungkasnya.