KELURAHAN NGUPASAN GELAR MARATON PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH BIOPORI DI KAMPUNG KETANDAN DAN KAMPUNG KAUMAN
Sebagai wujud keseriusan dan kepedulian bersama dalam penanganan sampah, maka Kelurahan Ngupasan bersama warga Kampung Ketandan yang terdiri dari RW 4,5 dan 6 dan warga Kampung Kauman yang terdiri dari RW 11 dan 12 menggelar acara sosialisasi "Pengelolaan Sampah Organik Metode Biopori", yang dilakukan secara maraton pada Senin-Selasa, 10-11 Juni 2024. Acara tersebut diikuti oleh segenap warga yang terdiri dari pengelola/pengurus bank sampah, Ketua RW/RT dan PKK yang menghadirkan instruktur pelatihan dari Forum Bank Sampah (FBS) Kelurahan Ngupasan ibu Dewi Mustikaningrum dan FBS Kemantren Gondomanan yakni Ibu Suprapti.
Dalam kesempatan sambutannya, Lurah Ngupasan SUTANA, SIP menyampaikan bahwa, "Penanganan sampah di Kota Yogyakarta ini merupakan amanah dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan sudah barang tentu menjadi tanggung jawab kita bersama. Salah satu upaya pengurangan sampah organik skala rumah tangga yang cukup mudah dan murah dilakukan yakni pengolahan sampah metode biopori dan setiap rumah tangga akan difasilitasi paket bantuan alat biopori melalui anggaran dana keistimewaan. Sehingga harapannya kedepan warga dapat memanfaatkan dan memaksimalkan pelatihan ini dan mengimplementasikannya secara konsisten dalam upaya pengurangan sampah organik di Kota Yogyakarta', pungkasnya.
Selaku narasumber pelatihan dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta Ibu Sri Martini dan Ibu Suprapti Panca dalam papaprannya, menjelaskan tentang materi dan teknik pengolahan sampah organik rumah tangga menggunakan metode biopori. Adapun sebagai bahan pembuatan pupuk kompos biopori ini, diambil dari sampah organik rumah tangga seperti bahan sisa makanan, sayur dan buah sedangkan alat pembuat biopori terdiri dari bur pelubang dan pemanen biopori, casing dan pipa biopori. Adapun teknis pembuatan biopori antara lain menentukan dan pembersihan lokasi penanaman biopori, penyiraman tanah, proses pengeboran, pengangkatan tanah hasil pengeboran dan terkahir membuat dudukan atau penyemenan pada dinding lubang biopori. Adapun terkait kendala lokasi pemasangan biopori di wilayah yang dikarenakan lahan/tanah yang sudah tertutup konblok, maka satu-satunya solusi yakni mengambil dan mengganti konblok tersebut untuk ditanam perangkat biopori dengan jarak kurang lebih satu meter. Dengan demikian pembuatan dan pengolahan sampah metode biopori ini pada dasarnya cukup mudah/praktis dan butuh luasan lahan relatif kecil dan diharapkan jika setiap rumah tangga dapat terpasang dua titik biopori, maka sedikit banyak warga masyarakat telag berpartisipasi dalam pengurangan volume sampah organik skala rumah tangga", pungkasnya.