PENINGKATAN KAPASITAS PENANGANAN KEBENCANAAN BAGI WARGA NGUPASAN
Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia terkenal berada di kawasan yang disebut sebagai "ring of fire", yang diartikan kondisi suatu kawasan yang tergolong rawan terjadi bencana, yang dikarenakan secara geografis Indonesia dikelilingi oleh banyak gunung berapi, lempeng tektonik aktif, potensi banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan sebagainya. Tak terkecuali, di kawasan perkotaan seperti Yogyakarta umumnya dan Ngupasan pada khususnya, dimana merupakan lingkungan yang dilewati oleh bantaran Sungai Code yang di sekitarnya terdapat padat permukiman yang tentunya cukup rawan terjadi potensi bencana banjir dan kebakaran.
Melihat situasi dan kondisi yang rawan terjadi bencana tersebut, maka pada hari ini Selasa (16/07/2024) Kelurahan Ngupasan bekerjasama dengan LPMK Ngupasan menggelar kegiatan "Peningkatan Kapasitas Penanganan Kebencanaan" bagi warga Ngupasan, di Turi, Sleman. Acara tersebut diikuti oleh para pengurus/komunitas Kampung Tangguh Bencana (KTB) Ratmakan, Ketandan, Kauman dan Ngupasan, Karang Taruna serta kader PKK Ngupasan. Dalam sambutannya, Lurah Ngupasan SUTANA, SIP menyampaikan bahwa, "Potensi terjadinya suatu bencana di sekitar kita, tidak perlu ditakuti namun justru penting untuk kita susun suatu konsep mitigasi bencana sejak dini bersama pemerintah dan segenap komunitas penanggulangan bencana seperti KTB ini, sehingga manakala bencana itu datang maka kita dapat hadapi dan kelola dengan cepat dan tepat.Mengawali pelatihan penanggulangan bencana di pagi hari ini, sebagai instruktur yakni Bp Julianto mengajak para peserta pelatihan yang mayoritas adalah relawan KTB, Karang Taruna dan kader PKK untuk mengikuti kegiatan outbond. Adapaun outbond diisi dengan permainan dinamika kelompok, dengan maksud antar peserta komunitas relawan bencana tersebut saling kenal, bersinergi dan menjalin kekompakan tim.
Setelah outbond permainan dinamika kelompok selesai, maka Bp Julianto selaku narasumber menyampaikan materi tentang konsep penyusunan "Disaster Contigency Plan" atau perencanaan suatu kemungkinan terjadi bencana. Secara garis besar, Julianto menjelaskan bahwa contigency plan tersebut merupakan suatu konsep perencanaan mitigasi terpadu dalam penanggulangan bencana yang dirumuskan oleh semua pihak mulai dari pemerintah, komunitas relawan hingga masyarakat itu sendiri. Sebagai bahan belajar bersama maka para peserta pelatihan penanggulangan bencana, diajak untuk membuat contigency plan yakni meliputi pemetaan potensi bencana, potensi sumber daya hingga pada perencanaa jalur evakuasi dan pembuatan bagan lay out /tata letak penampungan pengungsi. Dari hasil diskusi dan presentasi masing-masing komunitas, menurut Julianto para peserta ini telah cukup memahami tentang bagaimana membuat konsep contigency plan di wilayah Kampung masing-masing dan kedepan konsep tersebut akan dijadikan sebagai bahan usulan perencanaan penanggulangan bencana melalui musrenbang Kelurahan Ngupasan.