WARGA NGUPASAN ANTUSIAS MENIKMATI SAJIAN

KULINER...membahas satu kata ini memang tidak ada bosan-bosanya, karena selain sebagai kebutuhan primer kita sehari-hari kuliner juga memiliki banyak sekali jenis/ragam, bentuk, cita rasa hingga cara penyajiannya. Kehadiran kuliner juga mampu memberikan daya tarik bagi wisatawan sekaligus merepresentasikan atau mencirikan identitas suatu daerah, misal sebut saja kuliner Gudheg dari Jogja, Lumpia Semarang, Sate Madura dan sebagainya. Saat ini, kuliner sudah tidak hanya melulu menjadi sajian di rumah tangga saja, namun kuliner mampu bertransisi menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual, prestige (gengsi) hingga  menjadi magnet wisata kuliner yang viral (terkenal) di dunia maya. 

Melihat peluang ekonomis dalam dunia kuliner yang seolah tidak ada matinya, maka pada Rabu (18/07/2024) kantor Kelurahan Ngupasan menggelar "Pelatihan Kuliner/Boga" khususnya pembuatan makanan hidangan pembuka yang bernama "Putri Mandi dan Bubur Biji Salak" bagi warga Kelurahan Ngupasan. Dalam kesempatan membuka pelatihan tersebut, Lurah Ngupasan SUTANA, SIP menyampaikan bahwa, "Wilayah Ngupasan ini merupakan area strategis karena merupakan salah satu kawasan penyangga dari jantungnya Kota Yogyakarta yakni kawasan Malioboro yang menjadi magnet bagi wisatawan, tentu dapat kita manfaatkan peluang tersebut dengan kita membuat inovasi kuliner yang unik, menarik dan tentunya selera yang mampu mengundang selera wisatawan  untuk datang.

Hadir selaku narasumber utama pelatihan kuliner/boga di Ngupasan yakni Ibu Sumiyatun yang dalam sesi pertama menjelaskan tentang materi bahan-bahan dan cara pengolahan makanan bernama putri mandi dan bubur biji salak. Untuk bahan makanan olahan putri mandi terdiri dari tepung ketan, kelapa parut, gula jawa dan santan. Adapun secara singkat, cara pengolahannya yakni pertama-tama membuat adonan campuran parutan kelapa dan gula jawa yang direbus, lalu adonan tersebut dibalut dengan tepung ketan yang di bentuk bulat-bulat kecil lalu di kukus hingga matang dan adonan tepung ketan berisi parutan kelapa jawa tadi di siramkan (mandi) dengan air perasan kelapa (santan). Sedikit berbeda dengan bubur biji salak yang bahannya terdiri dari ubi jalar (tela pendhem). tepung kanji, telur dan gula jawa. Cara pembuatannya yakni pertama-tama, adonan rebusan ubi jalar dibentuk bulat seperti biji salak, lalu dibalut dengan adonan tepung kanji dan telur kemudian dikukus dan setelah matang lalu di siramkan adonan rebusan gula jawa. Di akhir pelatihan, para peserta warga Ngupasan pun menikmati sajian putri mandi dan bubur biji salak ini yang disajikan secara apik/menarik dan tentunya memanjakan lidah.