KELOMPOK TANI WANITA (KWT) NGUPASAN ANJANGSAN KE "LORONG SAYUR GEMBIRA" RW 06 REJOWINANGUN
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan lahan permukiman di wilayah Kota Yogyakarta, maka berdampak pada berkurangnya lahan tanah yang cukup luas dan memadai yang dapat dimanfaatkan untuk lahan hijau khususnya pertanian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan memanfaatkan sisa lahan tanah yang ada dan terbatas di Kota yogyakarta untuk dikelola sebagai lahan pertanian hidroponik, tabulapot, poliback dan sebagainya. Seperti halnya yang telah dan terus dilakukan oleh kelompok tani budidaya "lorong Sayur Gembira" di RW 06 Kelurahan Rejowinangun, yang menjadi tujuan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Ngupasan dalam acara "Pelatihan Budidaya Tanaman Sayur di Perkotaan" pada hari ini, Selasa (13/08/2024) pagi hingga siang ini.
Dalam sambutan sekaligus perkenalannya selaku tuan rumah, Ketua RW 06 Kelurahan Rejowinangun Bp. Drs. Hasanudin Noor yang juga menjadi Ketua Kelompok tani "Lorong Sayur Gembira" tersebut, menyampaikan bahwa Lorong sayur yang sudah dirintis selama kurang lebih tiga tahun ini, awalnya juga hanya sekedar hobi bercocok tanam sebagian warganya yang memanfaatkan lahan tanah kosong milik warga. Selanjutnya Lurah Ngupasan, Bp. SUTANA SIP, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, "Dengan anjangsana ke lorong sayur gembira Rejowinangun ini, diharapkan nantinya, para KWT Ngupasan dapat mengaktifkan dan mengembangkan budidaya tanaman sayur di wilayah RW masing-masing". Pada kesempatan pelatihan tersebut, peserta KWT Kelurahan Ngupasan mendengarkan paparan materi langsung dari praktisi lorong sayur gembira yakni Ibu Erlita Puspitasari, tentang jenis dan manfaat menanam sayur bagi warga. Lebih jelas dijelaskan bahwa jenis tanaman sayur yang ditanam oleh warga RW 06 Rejowinangun ini berprinsip "Tanam Yang Dimakan dan Makan Yang Ditanam", seperti sayur bayam, sawi, tomat, cabai dan buah seperti jeruk dan pisang. Adapun manfaat bercocok tanam di lahan minimalis di halaman rumah, sedikit banyak dapat menghemat pengeluaran konsumsi sayur bahkan bisa menjadi penghasilan tambahan, selain itu juga berfungsi sebagai lahan hijau dan menambah nilai estetik lingkungan sekitar.
Selanjutnya, para peserta KWT Ngupasan juga mendapatkan penjelasan materi tentang teknik pengairan (irigasi) dalam budidaya lorong sayur gembira, yang disampaikan oleh Bp. Nanang. Dalam paparannya, Bp Nanang menyampaikan bahwa metode pengairan/irigasi yang cocok dan tepat digunakan dalam pengolahan budidaya lorong sayur ini yakni menggunakan metode pengairan/irigasi pancaran air diatas permukaan. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa metode pancaran air diatas permukaan ini diatur/disetel secara mekanis dan sistematis mengguanakan mesin pompa air dan instalasi pipa air. Adapun waktu penyiramannya dilakukan dua kali yakni di pagi dan sore hari selama masing-masing 30 menit lamanya. Di akhir acara pelatihan, para peserta KWT Ngupasan berkesempatan melihat dan sekaligus memanen tanaman sayur serta penyerahan bibit tanaman sayur, yang diharapkan dapat ditanam di lahan/halaman rumah masing-masing.